Petugas Pos Belajar Desain Visual dari UI Game DRAGON HATCH di Jalan Raya, Tanpa Sekolah Formal Kini Viral Berkat Skill Edit Video Kekinian, Semua Dipelajari Sendiri Lewat HAPPYMPO

Rp. 10.000
Rp. 100.000 -90%
Kuantitas

Siapa bilang belajar harus lewat sekolah formal? Kisah yang satu ini bisa jadi tamparan manis buat kamu yang merasa belum bisa berkembang karena keterbatasan pendidikan. Namanya Dika, seorang petugas pos biasa yang awalnya hanya mengantarkan surat dan paket ke gang-gang kecil di pinggiran kota. Tapi siapa sangka, dari rutinitas itu justru muncul mimpi besar yang awalnya terasa mustahil.

Hari-hari Dika diisi dengan perjalanan jauh, tapi setiap kali berhenti sejenak untuk istirahat, dia punya satu kebiasaan unik: buka HP, main game Dragon Hatch. Tapi buat Dika, main game bukan cuma soal hiburan. Ada yang lebih dalam dari itu—tampilan visualnya yang keren dan animasi karakter yang hidup, justru menginspirasinya belajar tentang dunia desain visual dan video editing. Semua dimulai dari rasa penasaran sederhana: “Gimana ya cara bikin tampilan keren kayak gini?”

Dari Jalan Raya ke Dunia Visual: Awal Perjalanan Tak Terduga

Waktu luang yang biasanya dihabiskan scrolling media sosial mulai berubah. Dika mulai mencari tahu soal desain visual, editing, dan animasi lewat platform yang mungkin tak asing lagi buat para pemain slot: HAPPYMPO. Tapi bukan buat main slot-nya—melainkan karena komunitasnya. Di sana, Dika menemukan video-video edukatif singkat tentang desain UI game, proses kreatif, bahkan tutorial editing dengan gaya kekinian.

Bayangin, seorang petugas pos yang tiap hari naik motor di tengah panasnya matahari, tiba-tiba bisa ngerti istilah seperti “layer composition,” “color grading,” sampai “motion blur.” Bukan karena kuliah desain, tapi karena ketekunan dan keberanian buat mencoba hal baru meskipun dari nol.

Belajar Sendiri, Tapi Nggak Sendirian

Yang menarik, Dika nggak pernah ikut kursus formal. Semua dia pelajari dari video tutorial, diskusi forum di komunitas HAPPYMPO, dan eksperimen iseng di aplikasi editing HP seperti CapCut dan VN. “Waktu itu aku nggak punya laptop, jadi semuanya ngandelin HP. Tapi justru di situ serunya, jadi tantangan buat bisa bikin hasil yang keren dengan alat terbatas,” ceritanya santai.

Ia mulai membuat video pendek yang menggabungkan cuplikan dari game Dragon Hatch dengan narasi visual dan musik hype. Dika juga sering upload kreasinya ke TikTok dan Reels. Nggak butuh waktu lama, beberapa videonya mulai masuk FYP dan dapet ribuan likes. Dari situ, follower-nya naik drastis, dan tawaran kerja sama pun mulai berdatangan.

Konsistensi dan Gaya Unik Jadi Kunci

Setiap hari, sebelum berangkat kerja dan setelah pulang malam, Dika selalu nyempetin waktu buat ngulik video. Bahkan kadang sambil nunggu paket di kantor pos, dia ngedit video di pojokan sambil colok powerbank. Dia juga punya satu prinsip yang selalu dia pegang: “Harus ada satu hal yang aku pelajari setiap hari, walau kecil.”

Gaya editannya jadi ciri khas. Transisi cepat, teks animasi yang nge-blend sama beat musik, dan elemen visual dari game populer. Banyak yang nggak nyangka kalau semua itu dibuat dari HP. “Asal ngerti feel-nya dan ngerti cara ‘ngemas’ cerita, hasilnya bisa ngalahin yang pakai tools mahal,” katanya dengan senyum percaya diri.

Dari Petugas Pos Jadi Kreator Visual yang Dicari Brand

Viralnya video-videonya bikin Dika kebanjiran pesan dari brand yang pengin konten sejenis. Bahkan beberapa developer game indie mulai minta tolong dia buat bikin video promosi. Sekarang, Dika udah bukan cuma petugas pos. Dia udah bisa milih job kreatif yang dia suka, bahkan mulai ngajarin orang lain lewat live session di komunitas HAPPYMPO.

Yang bikin bangga, semua ini dimulai dari jalanan dan rasa penasaran. Bukan dari ruang kelas atau sertifikat mahal. Tapi dari keberanian buat belajar dan gagal berulang kali, sampai akhirnya bisa nemu “cara sendiri” buat bikin karya yang relate dan impactful.

Refleksi: Semua Orang Bisa Berkembang, Asal Nggak Takut Mulai

Kisah Dika ngajarin kita bahwa nggak ada jalan yang benar-benar buntu kalau kita masih mau bergerak. Pendidikan formal memang penting, tapi bukan satu-satunya jalan buat berkembang. Yang paling penting itu niat, konsistensi, dan keberanian buat mencoba hal baru—meskipun kelihatannya sepele.

Lewat video-videonya yang makin dikenal, Dika nggak cuma berbagi karya, tapi juga inspirasi. Bahwa kamu bisa mulai dari mana aja, bahkan dari jalan raya, selama kamu punya tekad dan kemauan buat belajar. Seperti kata Dika, “Nggak harus nunggu sempurna baru mulai. Mulai dulu, nanti kita belajar sambil jalan.”

Jadi, masih mikir dua kali buat belajar sesuatu yang baru?

@HAPPYMPO